Makna Estetika Qs. An-Nur [24]:35 (Analisis Tematik Terhadap Penafsiran Ibnu Katsir Dalam Kitab Tafsirnya Al-Qur’an Al ‘Adhim)

Main Article Content

Abstract

 


Mengingat  banyaknya makna nur yang perlu difahami dalam al-Qur’an. Dengan begitu penggalian mengenai nilai-nilai estetika yang ada dalam term nur dalam QS. An-Nur ayat 35, penting adanya. Karena dengan mengetahui hakikat cahaya Allah yang digambarkan dengan perumpamaan dalam QS. An-Nur ayat 35 dapat digali nilai-nilai estetika yang kemudian dijadikan sebuah pengetahuan terkait ragam makna kata nur yan disebutkan dalam al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik. Tafsir tematik merupakan suatu metode yang mengarahkan pandangan kepada satu tema tertentu, lalu mencari pandangan al-Qur’an tentang tema tersebut dengan jalan menghimpun semua ayat yang membicarakannya, menganalisis dan memahami ayat demi ayat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan makna estetika penafsiran surah An-Nur ayat 35 menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya Al-Qur’an al-‘Adhim serta mengetahui ayat-ayat yang berkaitan dengan Nur. Berdasarkan hasil penelitian ini Adapun yang dimaksud pada pembahasan dalam surah Al-Nur ayat 35 kali ini adalah sebuah keestetikan Nur (cahaya) yang disebutkan dalam ayat tersebut. Dalam ajaran Islam, Allah juga menggunakan cahaya sebagai makna penerangan, makna yang jauh dari konotasi negatif. Allah bahkan menggunakan cahaya untuk memisalkan Dzat-Nya yang Agung, hingga menjadikannya salah satu nama Surat Al-Qur’an, yaitu An-Nur. Ia menyebutkan satu ayat secara khusus, yaitu Surat An-Nur 35, mengenai Diri-Nya sebagai Sang Maha Cahaya. Di dalam al-Qur'an, cahaya dapat memiliki makna spiritual dan fisis sebagaimana Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut. Dalam arti spiritual cahaya dipahami sebagai agama, petunjuk, iman dan kitab suci (al-Qur'an). Sedangkan dalam arti fisis cahaya di dalam al-Qur'an diartikan sebagaimana cahaya dalam pandangan ilmu fisika dan sains.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Makna Estetika Qs. An-Nur [24]:35 (Analisis Tematik Terhadap Penafsiran Ibnu Katsir Dalam Kitab Tafsirnya Al-Qur’an Al ‘Adhim). (2025). Hamalatul Qur’an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur’an, 6(1), 75-87. https://doi.org/10.37985/hq.v6i1.495
Section
Articles

References

Abdul Jabal, Umar. (1969). Khulashah Nurul Yaqin. Surabaya: Pustaka Muhammad Bin Ahmad.

al-Zuhaili, Wahbah. (2018). Tafsir Al-Munīr, Jilid VI, Mesir:Dar al Fikr.

al-Zamakhsyari, Al-Kasyaf „An Haqā‟iq al-Tanzil wa „Uyūn al-Aqāwīl fi Wujūh al-Ta‟wīl.

Abd al-Qadir al-Jailaniy , Syaikh. Sirr al-Asrar Fiy Maa Yahtaj Ilaihi al-Abrar. Beirut: Dar al-Fikr.

Anwar, Rosihon. (1999). Melacak unsur-unsur Israiliyyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir. Bandung: Pustaka Setia.

Katsir, Ibnu. (2010). Tafsir Al-Qur’anil ‘Adhim . Saudi Arabia: Dar Ibni Al Jauzi.

Kementerian Agama RI. (2016). Tafsir Ilmi Cahaya Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

khalil al-qaththan, Manna. (2009). ‘Ulumul al-Qur’an (Penerjemah: Mudzakir). Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

Mustafa, Ilham dan M.Zubair.(2021). “Nur Dalam Perspektif Al-Qur’an” Al-Kauniyah: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 2.

Nawawi. (2005) Metode Penelitian Bidang Sosial. Jogjakarta, Universitas gajah Mada Press.

Nurhacdi, Dedi dkk. (2004) Studi Kitab Tafsir.Yogyakarta: Teras.

Nurkhamidah, Cahaya Dalam Perspektif Sains Dan Islam Telaah Tipologi Menurut Ian G. Barbour. Thesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Shihab, M. Quraish. (2016). Tafsir Al-Misbah. Tangerang: PT Lentera Hati.

Suratman, Winarto. (1990). pengantar penelitian-penelitian Ilmiah dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Transito

Zar, Sirajuddin. (1997). Konsep Penciptaan Alam Dalam Pemikiran Islam, Sains dan al-Quran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.