Pengaruh Antara Peran Serta Wali Santri dengan Pengetahuan Santri Putri Usia 12-19 Tahun Tentang Kesehatan Reproduksi di Lingkungan Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Putri Pare - Kediri
Main Article Content
Abstract
Pendahuluan: Masalah santri dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status di pondok pesantren dan seolah-olah santri bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya. Hal ini dikarenakan kurangnya peran serta wali santri, karena kesibukan mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan anaknya, serta kurangnya pengetahuan orang tua yang berhubungan dengan pendidikan reproduksi mereka serta beberapa wali santri merasa masih tabu membicarakan masalah reproduksi dengan putrinya Tujuan: Menganalisis Pengaruh antara peran serta wali santri dengan pengetahuan santri putri usia 12-19 tahun tentang kesehatan reproduksi di Pondok pesantren Hamalatul quran putri pare-kediri Tahun 2022 Metode: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) . Populasi Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh santri putri PP HQ usia 12-19 yaitu 54 orang, teknik sampling menggunakan total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan tabulasi silang Hasil: dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden yang wali santrinya berperan memiliki pengetahuan baik yaitu 20 orang (66,67%), sedangkan kurang dari sebagian responden yang orang tuanya tidak berperan memiliki pengetahuan kurang yaitu 10 orang (41,67%). Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan penelitian yaitu Sebagian besar wali santri responden di Ponpes HQ Putri berperan, Kurang dari sebagian responden di Ponpes HQ Putri Tahun 2022 memiliki pengetahuan cukup tentang kesehatan reproduksi dan Ada Pengaruh antara peran serta wali santri dengan pengetahuan santri putri usia 12-19 tahun tentang kesehatan reproduksi di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Putri Pare - Kediri Tahun 2022.Saran: Penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian yang berikutnya sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan bermanfaat untuk lingkungan ponpes khususnyaPeran serta
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Ajzen, I, (2006), ‘Constructing a TPB Questionnaire : Conceptual and Methodilogical Consoderations.’
Anwar, M., Baziar, A. and Prabowo, P, (2011), ‘ Ilmu Kandungan’. 3rd edn. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Arousell, J. and Carlbom, A, (2016), ‘Culture and religious beliefs in relation to reproductive health’, Best Practice and Research: Clinical Obstetrics and Gynaecology. Elsevier Ltd, 32, pp. 77–87.
Azwar, S, (2008), ‘Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya’. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Bimo, W, (2003), ‘ Pengantar Psikologi Umum’. Yogyakarta: ANDI.
Boyke, (2010), It’s All About Sex, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta
Crichton, J et al, (2012), ‘Mother–daughter communication about sexual maturation, abstinence and unintended pregnancy: Experiences from an informal settlement in Nairobi, Kenya’, Journal of Adolescence, Volume 35, Issue 1.
Croyle, R. T, (2005), ‘theory At A Galance Glance A guide For Health Promotion Practice (Second Editiom)’. United States : National Cancer Institute.
Dávila, S. P. E. et al, (2017), ‘Mexican Adolescents’ Self-Reports of Parental Monitoring and Sexual Communication for Prevention of Sexual Risk Behavior’, Journal of Pediatric Nursing. Elsevier Inc., 35, pp. 83–89. doi: 10.1016/j.pedn.2017.03.007.
Dewi, H.E., (2012), Memahami Perkembangan Fisik Remaja, Penerbit Gosyen, Yogyakarta
Effendy, O. U, (2003), ‘Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik’. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ekasari, F, (2007), ‘Pola Komunikasi dan Informasi Kesehatan Reproduksi Antara Ayah dan Remaja’, jurnal kesehatan masyarakat nasional, 2.
Imron, A, (2012), ‘Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja’. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Istiqomah, N, (2010), ‘Faktor yang mempengaruhi kepatuhan melakukan pemantauan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan teori planned behavior’, Universitas Airlangga.
KEMENKES, (2014), ‘PP No. 61 Th 2014 ttg Kesehatan Reproduksi’.
KEMENKES, (2015), ‘Usaha Kesehatan Sekolah’, <http://www.indonesian- publichealth.com/usaha-kesehatan-sekolah-uks/>.
Kumalasari, I. and Andhyantoro, I, (2012), ‘Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan’, Jakarta: Salemba Medika.
Kusminar, E, (2012), ‘Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita’. Jakarta: Salemba
Medika.
Mahfina, L., Rohmah, E. Y. and Widyaningrum, R, (2009), ‘ Remaja dan Kesehatan Reproduksi’, Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press.
Manuaba, I.A.C., Ida, B.G.F.M., dan Ida, B.G.M, (2009), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Miswanto, (2014), ‘Pentingnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Pada Remaja’, Jurnal Studi Pemuda, 2.
Negara, M. O, (2005), ‘Mengurangi persoalan kehidupan seksual dan reproduksi perempuan dalam jurnal perempuan’, yayasan jurnal perempuan, p. 9.
Notoatmodjo, (2007), ‘Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku’, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S, (2010), ‘Metodologi Penelitian Kesehatan’, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S, (2007),
Notoatmodjo, S., (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Remaja, Penerbit Rineka Cipta, Yogyakarta
Nurhidayah, Y, (2011), ‘Pengaruh Komunikasi Orangtua Tentang Kesehatan Reproduksi dan Penanaman Nilai - Nilai Religiusitas Terhadap Perilaku Seksual Remaja.’, 12.
Nursalam, (2016), ‘Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan’, Jakarta Selatan: Penerbit
Salemba Medika.
Paloma et al, (2017), ‘Mexican Adolescents' Self-Reports of Parental Monitoring and Sexual Communication for Prevention of Sexual Risk Behavior’, Journal of Pediatric Nursing, Volume 35.
Pertiwi, kartika R. and Salirawati, D, (2014), ‘Pengetahuan Dan Persepsi Mahasiswa Tentang Kesehatan Reproduksi dan Perasalahannya’, Jurnal Penelitian Humaniora, 19, pp. 104–115.
Putri, S, (2016), ‘Pentingnya Remaja Menjaga Kesehatan Reproduksi’.
<http://skata.info/article/detail/91/Pentingnya-Remaja-Menjaga-Kesehatan- Reproduksi>.
Rahman, M. et al, (2017), ‘Women’s Television Watching and Reproductive Health Behavior in Bangladesh’, SSM - Population Health. Elsevier, 3(January 2016), pp. 525–533.
Swain, Carolyne, (2006), ‘The influence of individual characteristics and contraceptive beliefs on parent-teen sexual communications: A structural model’, Journal of Adolescent Health, Volume 38, Issue 6.
Were, M (2007), ‘Determinants of teenage pregnancies: The case of Busia District in Kenya’, Kenya Institute for Public Policy Research and Analysis.
Wicaksono, P., (2015), Persepsi Siswa Terhadap pelaksanaan Pendidikan Seksual Di SMA Ibu Kartini Semarang Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi, Jurusan Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang
Widyastuti, Y., Anita, R., dan Yuliasti, E.P., (2009), Kesehatan Reproduksi, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta
Wulanda, A.F., (2011), Biologi Reproduksi, Penerbit Salemba Medika, Jakarta